Meski Sendiri, Aku Juga Bahagia
Meski untuk saat ini segala sesuatu harus kulakukan sendiri. Meski sampai saat ini belum ada nama yang mengisi relung hati. Tapi sungguh, aku bahagia. Menikmati setiap detik yang kupunya. Mengagumi setiap perbuatan tangan Tuhan yang tak ada habis-habisnya.
Bukan tak mau, aku hanya tak ingin sembarangan membuka hati. Karena cinta bagiku bukan gengsi yang harus sesegera mungkin kuraih demi menjaga penilaian siapapun terhadapku. Dia seharusnya lahir secara alami, tanpa rekayasa. Mengalir begitu saja tanpa perlu berpura-pura.
Kumohon bersabarlah dan terimakasih untuk rasa perdulinya. Tapi sebelum mengusikku bisakah kalian pastikan dulu, bahwa kalian yang kini hidup berdampingan sudah pasti mengarungi perjalanan dengan disesaki kebahagiaan? Tak jarang beberapa teman yang memilih hidup dalam pendampingan malah meradang penuh marah dalam perasaan. Memamerkan rasa sedih disemua sosial media. Mengumbar rasa perih agar orang-orang menaruh simpati. Mengumpat pada cinta yang sebelumnya dipuja-puja. Maaf saja, daripada hidup dalam drama, lebih baik sendiri dulu sampai jodoh terbaik bisa kutemui.
Harus kalian tahu, sendiri atau berdua sama saja. Kita tetap harus berbahagia. Sendiri atau berdua kita sama-sama punya celah untuk terluka.
Lebih baik begini saja untuk saat ini. Memperbaiki diri. Setia dan bersabar dalam doa dan penantian. Sampai Tuhan menunjukan siapa yang pantas ku minta menjadi pasangan. Bukannya tidak mau, Aku hanya sedang menunggu dia yang langkahnya berhenti padaku saja. Dia yang nantinya mencintaiku tanpa syarat yang harus kupenuhi dengan susah payah. Dia yang datang dengan segudang cinta dan siap hidup bersama. Bukan hanya cinta yang berdiri disini, membuatku jatuh hati kemudian pergi.
Daripada berjerih lelah memberi komentar atau bicara yang tidak-tidak dibelakang. Bukankah lebih baik kalau kalian pakai waktu itu untuk mendoakan? Percayalah, sekarang ini hanya itu yang kubutuhkan dari kalian.